practical leadership in school ~

~KEPEMIMPINAN PRAKTIS DI SEKOLAH

            Seringkali terngiang ketika mengikuti perkuliahan bahwa pemimpin itu dapat diklasifikasikan menjadi dua, diantaranya: pemimpin yang demokratis dan pemimpin yang otoriter, bahkan bisa juga gabungan dari keduanya. Kemudian, muncul kasta-kasta tentang mana yang lebih baik, namun ditinjau lebih jauh lagi bahwa kepemimpinan sejatinya tergantung situasi dan kondisi yang terjadi ketika itu dan ragam karakter yang dimiliki. Berbicara kepemimpinan, menarik sekali untuk menganalisanya dari sebuah institusi, dalam hal ini pendidikan. Sebuah sekolah secara praktis memiliki struktur organisasi yang dikomandoi oleh seorang Kepala Sekolah (KS).

KS sebagai perpanjangan tangan dinas pendidikan mempunyai amanah yang berat dimana apabila dia adalah seorang kepala rumah tangga. KS tersebut harus mengurusi anak-anak yang jumlah tidak sedikit katakanlah ratusan atau bahkan ribuan. Disinilah kemudian KS dengan privilege –nya yaitu sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku ‘harus’ mengangkat wakil-wakilnya untuk membantu menyukseskan tugas-tugas yang di embannya.Untuk itu kemudian dengan terlebih dahulu membuat rencana kerja atau Job Desk sementara dan dalam tempo yang sesingkatnya melaksanakan mekanisme pemilihan yang sesuai untuk memilih wakil-wakilnya, diantaranya: wakil kepala sekolah, wakasek kurikulum, sarana dan prasarana, humas, dan kesiswaan dan beberapa Pembina Ekskul yang sesuai dan mewakili minat dan bakat yang dimiliki individu-individu sekolah tersebut.

Secara garis besar, masing-masing wakil dan Pembina memiliki Job Desk yang telah disepakati bersama untuk kemudian dirumuskan kembali dan diejawantahkan ke dalam program kerja. Setelah semua program kerja ini dirumuskan dan dibahas baik itu dari segi nama kegiatannya, pembiayaan dan tentunya penanggungjawab dari masing-masing program kerja tersebut, kemudian pihak sekolah menyosialisasikan kepada warga sekolah atau stakeholder.

Pada sisi ini, apabila hal ini berjalan lancar dimana indikatornya masing-masing wakil dan Pembina telah memahami ranah kerja masing-masing untuk kemudian melakukan evaluasi awal dimana salah satu atau dua program kerja dilaksanakan secara ‘tanpa cela’. Baik itu secara internal maupun eksternal. Maka dapat dikatakan KS telah berhasil memanjangkan tugas sekaligus memudahkan amanah yang diemban. Oleh karena itu KS telah melaksanakan amanah yang diemban dan secara top to down telah ‘berhasil’ melaksanakan tugasnya dengan baik dan hal ini sangat signifikan dapat memberikan pencitraan awal yang baik bagi kinerja KS selanjutnya.

Tapi ‘apa daya, tangan tak sampai’. Ungkapan tersebut dapat terlontar apabila kenyataan terjadi sebaliknya. ‘Man propose, god dispose’. KS telah berusaha semaksimal mungkin, semampu tangan yang mampu diraihnya. Namun terkadang permasalahan selalu muncul dari bawah yang tentunya sangat berbahaya apabila seakan terus dibiarkan. Hal itu merupakan suatu kelumrahan, lagi pula tidak mungkin juga ‘jalan sungai selalu lurus’. Begitu tugas dengan tugas seorang KS.Disini Kognisi, psikomotor, dan afeksi KS di uji. Apabila dengan cepat-cepat permasalahan ini segera di akomodasi dan di cari jalan pemecahannya maka tidak akan menggunung. Apabila terjadi, maka titik kulminasi dapat terjadi cepat atau lambat yang dapat menimbulkan gesekan atau friction yang asalnya rapat dan karena friksi itu menjadi renggang. Hal ini rentan sekali terjadi apabila asupan dari bawah tidak terakomodasi dengan baik. Tampaknya apabila telah mencapai titik kulminasi, pengorbanan dari KS menjadi jalan yang baik. Apa salahnya asupan itu di dengar untuk kemudian direnungkan. Karena perenungan dapat mencerahkan penalaran kita. Peran aspiratif bagi seorang KS sangat perlu karena kecil kemungkinan menjejali rengrengan dalam waktu singkat. Lagipula tak ada yang salah dengan reformasi paradigma. Namun waktu berperan penting dan ini adalah kesempatan bagi KS untuk memanfaatkan waktu tersebut semaksimal mungkin dengan mendengarkan aspirasi dari bawah.

Apabila pada sisi ini KS telah melakukan hal, semoga saja segala permasalahan dapat teratasi. KS telah maju selangkah lebih baik karena telah melaksanakan amanat akan hakikat seorang manusia untuk terus terbuka dan belajar sepanjang hayat dari sekitarnya. Apabila demikian, berarti permasalahan dari bawah teratasi. Permasalahan bottom up has been solved.

Leave a comment